Minggu, 20 Oktober 2013
Browse Manual »
Wiring »
listrik
»
nuklir
»
pembangkit
»
reaktor
»
teknologi
»
untuk
»
Teknologi Reaktor Nuklir untuk Pembangkit Listrik
Bersamaan dengan dibangunnya dua unit reaktor tersebut, China juga membangun dua reaktor nuklir berbasis AP1000 lainnya di lokasi Haiyang provinsi Shandong. Tidak berhenti sampai di situ, pemerintah negeri berpenduduk terbanyak di dunia itu kemudian membangun reaktor-reaktor lainnya di berbagai wilayah untuk memenuhi kebutuhan energi rakyatnya yang semakin meningkat. Bahkan, dari 56 reaktor yang sedang dibangun di dunia saat ini, 19 diantaranya berada di China, yang menargetkan pada tahun 2020 nanti 60 GW listrik dapat dihasilkan dari semua reaktor yang beroperasi.
Sebelum mengadopsi teknologi reaktor AP1000, 11 unit pembangkit listrik tenaga nuklir yang sudah lebih dulu beroperasi di China mengadopsi teknologi reaktor yang berbeda-beda. Dua unit menggunakan teknologi Rusia, 4 unit dengan teknologi Perancis, 3 unit reaktor menggunakan teknologi dalam negeri, dan 2 lainnya menggunakan desain dari Kanada.
Teknologi yang dikembangkan Westinghouse Electric dan Toshiba Corp, saat ini menjadi basis hampir setengah dari jumlah pembangkit listrik tenaga nuklir di dunia, termasuk penggunaan 60 persen teknologinya di Amerika Serikat. AP1000 merupakan satu-satunya desain reaktor nuklir yang disertifikasi oleh Komisi Peraturan Nuklir (NRC) Amerika Serikat.
Inggris pun turut ambil bagian dalam pengembangan teknologi nuklir, prototype dua pembangkit nuklir generasi barunya menarik minat berbagai perusahaan di seluruh Eropa: UK-EPR yang didesain oleh AREVA & Electricite de France, dan desain lainnya menggunakan AP1000.
Generasi Reaktor Mini
Generasi terbaru reaktor nuklir adalah reaktor mini yang dirancang sebagai modul-modul untuk memenuhi kebutuhan listrik kota-kota kecil atau suatu kawasan tambang, yang hingga saat ini masih belum ada yang diaktifkan. Reaktor mini ini salah satunya dikembangkan NuScale Power. Reaktor NuScale Power adalah reaktor kecil yang didinginkan dengan air dan mirip dengan reaktor kuno yang digunakan pada kapal perang.
Reaktor generasi mini lainnya dikembangkan Toshiba dan Institut Penelitian Pusat Industri Tenaga Listrik Jepang yang mengembangkan “baterai nuklir” berpendingin natrium cair. Reaktor ini mampu menghasilkan 10 MW listrik selama 30 tahun sebelum diisi ulang bahan bakarnya. Galena, sebuah desa di Alaska sedang bernegosiasi untuk menjadi pelanggan pertamanya.
Selain lebih murah, beberapa reaktor kecil ini juga lebih aman. Badan Tenaga Atom Internasional menyatakan, desain NuScale tidak mengharuskan adanaya pompa pendingin reaktor, sementara pompa Toshiba menggunakan teknologi elektromagnetik tanpa bagian yang bergerak, sehingga kedua reaktor mini tersebut mengurangi kemungkinan kegagalan. Walaupun begitu, yang juga harus menjadi perhatian adalah penanganan limbah radioaktif yang muncul seiring penggunaan reaktor-reaktor tersebut, perlu dilakukan penelitian mendalam agar limbah tersebut cukup aman bagi lingkungan.
Sumber : http://www.esdm.go.id/news-archives/56-artikel/3229-teknologi-reaktor-nuklir-untuk-pembangkit-listrik.html
Teknologi Reaktor Nuklir untuk Pembangkit Listrik
April 2009 menjadi babak baru pengembangan energi di China. Sebanyak 5.200 meter kubik semen dituang di pulau Sanmen provinsi Zhejiang, menandai dimulainya pembangunan dua unit reaktor pembangkit listrik tenaga nuklir berbasis teknologi reaktor AP1000, yang dikembangkan U.S. Westinghouse Electric. Reaktor pertama ditargetkan dapat beroperasi pada tahun 2013, disusul reaktor kedua pada 2014.
Bersamaan dengan dibangunnya dua unit reaktor tersebut, China juga membangun dua reaktor nuklir berbasis AP1000 lainnya di lokasi Haiyang provinsi Shandong. Tidak berhenti sampai di situ, pemerintah negeri berpenduduk terbanyak di dunia itu kemudian membangun reaktor-reaktor lainnya di berbagai wilayah untuk memenuhi kebutuhan energi rakyatnya yang semakin meningkat. Bahkan, dari 56 reaktor yang sedang dibangun di dunia saat ini, 19 diantaranya berada di China, yang menargetkan pada tahun 2020 nanti 60 GW listrik dapat dihasilkan dari semua reaktor yang beroperasi.
Sebelum mengadopsi teknologi reaktor AP1000, 11 unit pembangkit listrik tenaga nuklir yang sudah lebih dulu beroperasi di China mengadopsi teknologi reaktor yang berbeda-beda. Dua unit menggunakan teknologi Rusia, 4 unit dengan teknologi Perancis, 3 unit reaktor menggunakan teknologi dalam negeri, dan 2 lainnya menggunakan desain dari Kanada.
Teknologi yang dikembangkan Westinghouse Electric dan Toshiba Corp, saat ini menjadi basis hampir setengah dari jumlah pembangkit listrik tenaga nuklir di dunia, termasuk penggunaan 60 persen teknologinya di Amerika Serikat. AP1000 merupakan satu-satunya desain reaktor nuklir yang disertifikasi oleh Komisi Peraturan Nuklir (NRC) Amerika Serikat.
Inggris pun turut ambil bagian dalam pengembangan teknologi nuklir, prototype dua pembangkit nuklir generasi barunya menarik minat berbagai perusahaan di seluruh Eropa: UK-EPR yang didesain oleh AREVA & Electricite de France, dan desain lainnya menggunakan AP1000.
Generasi Reaktor Mini
Generasi terbaru reaktor nuklir adalah reaktor mini yang dirancang sebagai modul-modul untuk memenuhi kebutuhan listrik kota-kota kecil atau suatu kawasan tambang, yang hingga saat ini masih belum ada yang diaktifkan. Reaktor mini ini salah satunya dikembangkan NuScale Power. Reaktor NuScale Power adalah reaktor kecil yang didinginkan dengan air dan mirip dengan reaktor kuno yang digunakan pada kapal perang.
Reaktor generasi mini lainnya dikembangkan Toshiba dan Institut Penelitian Pusat Industri Tenaga Listrik Jepang yang mengembangkan “baterai nuklir” berpendingin natrium cair. Reaktor ini mampu menghasilkan 10 MW listrik selama 30 tahun sebelum diisi ulang bahan bakarnya. Galena, sebuah desa di Alaska sedang bernegosiasi untuk menjadi pelanggan pertamanya.
Selain lebih murah, beberapa reaktor kecil ini juga lebih aman. Badan Tenaga Atom Internasional menyatakan, desain NuScale tidak mengharuskan adanaya pompa pendingin reaktor, sementara pompa Toshiba menggunakan teknologi elektromagnetik tanpa bagian yang bergerak, sehingga kedua reaktor mini tersebut mengurangi kemungkinan kegagalan. Walaupun begitu, yang juga harus menjadi perhatian adalah penanganan limbah radioaktif yang muncul seiring penggunaan reaktor-reaktor tersebut, perlu dilakukan penelitian mendalam agar limbah tersebut cukup aman bagi lingkungan.
Sumber : http://www.esdm.go.id/news-archives/56-artikel/3229-teknologi-reaktor-nuklir-untuk-pembangkit-listrik.html
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar